Dionysos, yang juga dikenal sebagai Bacchus oleh bangsa Romawi adalah sesosok dewa Yunani Kuno sebagai dewa anggur, teater, kegilaan, keliaran, kegembiraan, dan vegetasi. Dia merupakan salah satu anak dari Zeus, raja dari para dewa Olympus dengan seorang wanita fana bernama Semele. Hera, istri dari Zeus merasa cemburu atas perselingkuhan Zeus dan mencoba meyakinkan para Titans untuk membunuh Dionysos. Dionysos kemudian diselamatkan oleh Zeus dan akhirnya, ia dibesarkan oleh nymphs. Seperti kebanyakan kisah dewa Yunani Kuno lainnya, Dionysos juga memiliki banyak hubungan dengan dewa, setengah dewa, dan manusia, seperti dewi Aphrodite, dewi Aura, bidadari Nikaia, dan putri Pallene. Menjadi seorang dewa yang sangat nakal di Gunung Olympus, membuat dia mungkin merupakan dewa yang paling berwarna diantara dewa-dewa olimpus. Dikisahkan dia dapat merubah dirinya sendiri menjadi seekor singa, dan mengubah manusia menjadi seekor lumba-lumba.
Fakta menariknya, perkumpulan orang-orang yang memuja dewa Dionysos adalah yang memprakarsai teater modern saat ini. Menyebar hingga Mesir, Syria, Libia, Venecia, sampai ke India. perkumpulan ini menyebar dengan cepat dan luas. Salah satu pertunjukkan paling awal di Yunani kuno adalah dithyramb, sebuah himne dan tarian pengiring untuk menghormati dewa Dionysus yang makin lama makin berkembang menjadi sebuah drama yang lengkap. Drama adalah bagian untuk menghormati dewa Dionysus dan setiap tahunnya akan ada kompetisi drama yang terdiri dari tiga drama tragedi dan satu drama satir.
Teater Dionysos Eleuthereus di Athens adalah teater pertama dan tertua di Yunani yang dibangun pada abad ke 6 sebelum masehi. Dibangun untuk didedikasikan kepada dewa Dionysos. Berbagai macam penampilan legendaris ada pada teater ini, seperti penampilan tragedi atau komedi. Mereka juga melakukan kegiatan religius sebagai sesembahan yang mencakup penampilan, meminum anggur, menggunakan topeng, dan melakukan sesembahan dengan mengkorbankan hewan. Puncak dari sebelrasi biasanya diadakan setiap tahun pada bulan Maret atau April dimana para penulis dan pemain terkenal seperti Euripides, Sophocles, dan Aristophanes ikut serta dalam kompetisi tersebut.
Awalnya, pertunjukkan teater diperuntukkan sebagai persembahan, sesuatu yang khidmat, dan dilakukan untuk ritual keagamaan. Kemudian, seiring perkembangnya zaman, teater berubah fungsi menjadi sebuah hiburan. Sejarah tersebut dapat dilacak melalui beberapa periode, seperti pada Roma. Roma diperkenalkan dengan drama Yunani sekitar tahun 250 sebelum masehi, namun masih kenal dengan nuansa dewa dan budaya mitologis. Kemudian masuk ke jaman Abad Pertengahan dimana drama dilarang oleh Gereja dan hanya boleh jika berkaitan dengan keagamaan. Kemudian jaman Rennaisance, dimana drama dan karya meningkat secara pesat, dimana pementasan akan dilakukan secara teratur di seluruh negeri dan spektakuler sebagai salah satu hiburan yang sangat diminati. Dan kemudian terus bekembang seiring zaman menjadi sebuah teater modern yang kita kenal hingga saat ini.
Referensi: – https://www.worldhistory.org/Dionysos/ – https://www.worldhistory.org/video/2879/dionysus-the-god-of-wine-festivity-and-theatre/ – https://study.com/academy/lesson/theatre-of-dionysus-history-performances-facts.html – https://www.thisisathens.org/antiquities/theatre-dionysus – https://www.worldhistory.org/article/814/theatre-of-dionysos-eleuthereus/ – https://www.superprof.co.id/blog/asal-usul-teater/
Comentarios